Hindari Curhat Dan Berdoa Di Media Sosial

  • Diposting pada 18 Agustus 2023
  • Viral
  • Oleh Imam Mucholik
  • 150 Dilihat

 “Seorang Muslim adalah seseorang yang orang Muslim lainnya selamat dari gangguan lisan dan tangannya.” (HR Bukhari Muslim).

Mantik.id - Pernahkah Anda jumpai teman, saudara, keluarga atau bahkan Anda sendiri yang curhat di media sosial?.  Betapa banyaknya kita jumpai saat ini postingan-postingan yang berisi curhatan yang tidak semestinya untuk diposting.

Saat ini banyak kita sebagai pengguna media sosial (Facebook, Twitter, dan sebagainya) mulai kecanduan. Seringkali, kita khususnya seorang Muslim berinterkasi dengan lawan jenis dengan curhat secara pribadi, baik itu meminta doa, menyikapi masalah, dan sebagainya. Bolehkah hal itu dilakukan oleh seorang Muslim menurut kaidah Islam, dan apa dampaknya?.

Terkadang ketika kita diberikan cobaan oleh Allah, justru kita malah melalaikan-Nya dan mendahulukan media sosial sebagai tempat curhat. Padahal, di dalam agama Islam seorang muslim diperintahkan untuk curhat kepada Allah walaupun itu masalah yang sangat sepele.

Berdoa di media sosial juga memicu timbulnya perasaan riya.  Sedangkan riya dalam Islam atau pamer dalam Islam tidak diperbolehkan.

إِنَّ ٱلْمُنَٰفِقِينَ يُخَٰدِعُونَ ٱللَّهَ وَهُوَ خَٰدِعُهُمْ وَإِذَا قَامُوٓا۟ إِلَى ٱلصَّلَوٰةِ قَامُوا۟ كُسَالَىٰ يُرَآءُونَ ٱلنَّاسَ وَلَا يَذْكُرُونَ ٱللَّهَ إِلَّا قَلِيلًا

Artinya: “Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allah akan membalas tipuan mereka. Dan apabila mereka berdiri untuk shalat mereka berdiri dengan malas. Mereka bermaksud riya (dengan shalat) di hadapan manusia. Dan tidaklah mereka menyebut Allah kecuali sedikit sekali.” (Q. S. An Nisa: 142)

Bahkan Rasul juga memperingatkan para sahabat akan bahayanya riya ketika ibadah.  Dari Mahmud bin Labid, Rasulullah SAW bersabda yang artinya;

“Sesungguhnya yang paling ditakutkan dari apa yang saya takutkan menimpa kalian adalah asy syirkul ashghar (syirik kecil), maka para shahabat bertanya, apa yang dimaksud dengan asy syirkul ashghar? Beliau shalallahu ‘alaihi wasallam menjawab: “Ar Riya’.”

Alangkah baiknya jika berdoa dengan lemah lembut tanpa diketahui siapa pun. Sebagaimana Firman Allah:

ٱدْعُوا۟ رَبَّكُمْ تَضَرُّعًا وَخُفْيَةً ۚ إِنَّهُۥ لَا يُحِبُّ ٱلْمُعْتَدِينَ

Artinya: “Berdoalah kepada Tuhanmu dengan berendah diri dan suara yang lembut. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas.” (Q. S. Al A’raaf: 55)

Di dalam hadits telah dijelaskan, bahwa masalah sekecil apapun yang dihadapi oleh seorang muslim hendaknya diadukan langsung kepada Allah ta’ala. Rasulullah shallallaahu ‘alaih wasallam bersabda :

لِيَسْأَلْ أَحَدُكُمْ رَبَّهُ حَاجَتَهُ كُلَّهَا حَتَّى يَسْأَلَ شِسْعَ نَعْلِهِ إِذَا انْقَطَعَ

Hendaknya salah seorang kalian memohon seluruh keperluannya kepada Rabbnya hingga (karena) tali sandal yang putuspun ia (tetap) memohon kepada-Nya. (HR. Tirmidzi : 3604); 

Mengeluhlah pada Allah! Bukan pada sosial media

Jangan Membuat Cerita Dusta Agar Orang Lain Tertawa

Bercanda adalah aktivitas yang diperbolehkan di dalam Islam. Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam pun terkadang bercanda dengan keluarga dan para sahabatnya.

Namun, beliau melarang ummatnya untuk bercanda dengan candaan yang mengandung unsur dusta, penipuan, membohongi, dan lain sebagainya. Bahkan Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam mengancam dalam sabdanya :

وَيْلٌ لِلَّذِي يُحَدِّثُ فَيَكْذِبُ لِيُضْحِكَ بِهِ الْقَوْمَ، وَيْلٌ لَهُ وَيْلٌ لَهُ

.Celakalah bagi orang yang bercerita lantas berdusta untuk membuat suatu kaum tertawa! Celakalah dia! Celakalah dia! (HR. Abu Dawud : 4990). Maka celakalah bagi mereka yang membuat dusta untuk melawak.

Dalam Al Quran pun telah dijelaskan bahwa jika seorang Muslim ingin berdoa harus dengan niat ikhlas, bukan kerena ada niat lainnya.

هُوَ الَّذِي يُسَيِّرُكُمْ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ ۖ حَتَّىٰ إِذَا كُنْتُمْ فِي الْفُلْكِ وَجَرَيْنَ بِهِمْ بِرِيحٍ طَيِّبَةٍ وَفَرِحُوا بِهَا جَاءَتْهَا رِيحٌ عَاصِفٌ وَجَاءَهُمُ الْمَوْجُ مِنْ كُلِّ مَكَانٍ وَظَنُّوا أَنَّهُمْ أُحِيطَ بِهِمْ ۙ دَعَوُا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ لَئِنْ أَنْجَيْتَنَا مِنْ هَٰذِهِ لَنَكُونَنَّ مِنَ الشَّاكِرِينَ

Artinya, “Sehingga apabila kamu berada di dalam bahtera, dan meluncurlah bahtera itu membawa orang-orang yang ada di dalamnya dengan tiupan angin yang baik, dan mereka bergembira karenanya, datanglah angin badai, dan (apabila) gelombang dari segenap penjuru menimpanya, dan mereka yakin bahwa mereka telah terkepung (bahaya), maka mereka berdoa kepada Allah dengan mengikhlaskan ketaatan kepada-Nya semata-mata. (Mereka berkata): “Sesungguhnya jika Engkau menyelamatkan Kami dari bahaya ini, pastilah kami akan termasuk orang-orang yang bersyukur.”(QS.Yunus : 22)

Maka sebagai umat Islam jangan sekali-kali berdoa di media sosial, karena itu berpotensi menimbulkan riya. Karena Islam sudah memandu cara umatnya  mengadu, curhat, dan berdoa yaitu hanya kepada Allah SWT bukan kepada yang lain.

Berikut adalah wujud kesalahan besar apabila kita melakukan curhat  dan berdoa di media sosial:

1. Membuka aib diri sendiri dan orang lain

“Niat untuk berceloteh ringan dan bebas dengan gaya penulisan masing-masing terkadang akhirnya menggiring kita untuk membuka aib diri sendiri. Tidak menutup kemungkinan juga akhirnya kita bisa membuka aib pasangan, keluarga, sahabat, maupun orang lain yang tidak kita kenal sekalipun.”

2. Memicu perselisihan

“Sudah banyak kasus seperti perceraian, permusuhan, bahkan tindakan kriminal yang dimulai dari media sosial. Ranah virtual yang dapat melahirkan multi persepsi bisa membuat kemungkinan ini semakin besar. Oleh karena itu hendaknya kita lebih bijak lagi untuk berceloteh.”

3.Tendensi riya dan sombong

“Curahan hati akhirnya bisa berujung pada keinginan untuk pamer atau riya. Umumnya orang ingin menampilkan yang terbaik jika ingin dilihat oleh orang lain. Tujuannya, hanya ingin mendapatkan pujian. Akhirnya sifat sombong perlahan lahir dan mendarah daging. Naudzubillahimindzalik.”

4.Mendekatkan yang jauh dan menjauhkan yang dekat

“Bercerita hangat yang biasanya dilakukan dengan suami, keluarga, atau sahabat akhirnya beralih pada bercerita lepas di media sosial. Akhirnya mereka yang seharusnya mendapat porsi perhatian utama menjadi terabaikan. Keasyikan curhat di media sosial membuat hubungan menjadi jauh.”

5.Memicu perilaku bergosip atau bergunjing

“Curhat apalagi mengenai orang lain bisa membuat rasa penasaran bagi yang melihatnya. Jika sudah mulai muncul pertanyaan maka jawaban dinanti oleh sekian banyak orang. Tanpa sadar muncul komentar yang membicarakan keburukan orang lain.”

6.Mencari perhatian yang tidak tepat

“Membuat status di media sosial baik sadar atau tidak memiliki tujuan untuk diperhatikan orang lain. Padahal tidak ada gunanya mendapat simpati dari orang lain. Hanya menjadi ajang memupuk rasa self esteem yang bisa berlebihan dan berakibat fatal.”

7.Membuat silaturahim tidak lagi diperlukan

“Dengan mudahnya kita berceloteh dan “mengenalkan” diri kita ke banyak orang di media sosial, tanpa sadar ini membuat orang lain dapat mengenal kita dengan mudah. Jika sudah begini, perkenalan silaturahim tatap muka secara konvensional seakan tidak diperlukan.”

Perlu diketahui bahwa Islam tidak melarang menggunakan media sosial. Akan tetapi kita sebagai seorang Muslim bisa lebih bijak menggunakan media soasial tersebut. Seperti menanamkan nilai-nilai positif atau berdakwah dan tempat bertukar fikiran dengan teman atau keluarga yang berada jauh dari kita.

Lantas apa hukumnya menurut Islam? 

Dikutip dari laman Majelis Tarjih dan Tajdid Muhammadiyah, perkara penggunaan media sosial sebenarnya tidak terdapat dalilnya baik dalam Alquran maupun Assunah. Sehingga, hukum asalnya adalah mubah atau boleh, selama tidak ada dalil yang melarangnya.

Hal ini sesuai dengan kaidah yang dianut dalam fikih berikut ; " Hukum asal dari segala sesuatu adalah mubah kecuali ada dalil yang menunjukkan keharamannya."

Serta kaidah mengenai penggunaan alat berikut ; " Hukum alat tergantung pada hukum maksud digunakannya alat tersebut."

Dalam hal ini, media sosial tergolong alat sehingga tidak bisa dihukumi. Hukum baru bisa ditetapkan pada tindakan dalam menggunakan media sosial tersebut. Sehingga, apabila media sosial digunakan untuk kepentingan yang baik maka dibolehkan. Sebaliknya, menjadi haram penggunaan media sosial untuk tujuan yang buruk.

Terkait dengan unggahan berisi keluhan, hal ini termasuk perbuatan buruk meskipun merupakan sifat bawaan manusia. Tetapi, keluhan yang ditujukan kepada Allah tidak termasuk dalam hal ini. Meski demikian, keluhan kepada Allah hanya ditujukan pada Allah semata. Sifatnya pun intim antara seorang hamba dengan Tuhannya.

Dengan demikian, mengunggah keluhan di media sosial sehingga bisa dibaca banyak orang sangatlah tidak patut. Dalam Surat Yusuf ayat 86, Allah SWT berfirman tentang Nabi Yaqub AS. Ya’qub menjawab, " Sesungguhnya hanyalah kepada Allah aku mengadukan kesusahan dan kesedihanku, dan aku mengetahui dari Allah apa yang kamu tiada mengetahuinya" . 

Menurut ulama Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) K.H. Aceng Karimullah, Doa adalah otaknya ibadah, intisarinya ibadah, dan mempunyai kedudukan yang penting dalam sebuah ibadah, Dalamnya samudera bisa diukur, dalamnya hati hanya Allah SWT yang mengetahui. Bila hati itu berniat karena Allah SWT semata, bukan memampang doa sebagai ajang untuk mencari eksistensi diri. Hal tersebut menjadi tak bernilai ibadah. Sebaliknya, bila dilakukan hanya untuk menghilangkan rasa sepi, atau menimbulkan riya (agar dilihat orang lain) atau sum’ah (agar didengar), justru tak mendatangkan pahala sama sekali, bahkan dosa.

“Sesungguhnya doa seharusnya hanya kepada Allah SWT  dan langsung dipanjatkan kepada-Nya,” ujar K.H. Aceng Karimullah . Dilakukan di waktu yang mustajab seperti  sepertiga malam yang akhir , setelah salat lima waktu, dalam perjalanan, dan lain-lain. Doa juga akan lebih baik jika dilakukan dengan cara yang baik seperti dengan mengangkat tangan setinggi-tingginya,  atau berdoa sambil bersujud kepada Allah SWT karena posisi yang paling dekat dengan Allah SWT, adalah saat hamba bersujud. (Dilansir dari berbagai sumber)

Penulis
Tidak Ada Gambar
Imam Mucholik

Anda Mungkin Juga Menyukai